Kamis, 21 Mei 2009

Jacob Black

Diposting oleh Latifatul Khairiyah di 10.27

Well, tulisan ini bertanggal 17 April 2009, hari Jumat, dan ku ketik pada handphone-ku yang hebat dan tiada duanya (maksudku, aku tau tipenya tidak setara dengan N70 atau touch screen, bahkan kameranya sangat tidak bermutu. tapi dia benar-benar hebat, karena bisa berfungsi sebagai microsoft word ku tentu saja!! aku sering sekali menulis di e-mail dan menyimpannya dalam draft). Jadi inilah dia:

Aku benar-benar bingung.

Tiap kali membaca namanya dibuku, seolah nama itu mematahkan tiap senti rusukku. Menyebalkan, karena itu membuatku susah bernafas bahkan seringkali aku mengerang.

Jacob Black, seolah-olah mengirisku menjadi pasir.

Dan aku tak bohong, bahwa kecemburuan itu menguasaiku hampir secepat cahaya. Menjalari ujung-ujung kakiku hingga puncak ubun-ubunku. Aku tidak suka itu. Kecemburuan... seperti asing sekali dirasakan.

Tak pernah aku merasa seperti ini.

Jacob Black menculikku ke dalam fantasi indah maupun mengerikan. Dia marah, maka tak segan-segan pula aku meremas-remas segala sesuatu di dekatku. Dia sedih, maka dunia ini runtuh, dan tak akan ada lagi Amerika. Dia bahagia, maka dengan senang hati aku akan tertawa selepas-lepasnya, menari seindah-indahnya.

Dan kurasakan dalam darahku, bahwa dia luar biasa menular.

Kesedihannya membuatku kalut. Kadang aku membayangkan ekspresinya ketika sedih. Dan ternyata, itu teramat menyakitkan. Aku tak ingin lagi membayangkan mata hitamnya menerawang sedih. Aku tak ingin lagi membayangkan rahangnya kaku dan sudut bibirnya tertarik ke bawah. Aku tak ingin lagi membayangkannya mengalami kesulitan tak berujung. Aku tak mau kebahagiaan diambil darinya, secuilpun tidak.

Walaupun aku tau ada yang salah: Jacob Black, tidak seharusnya sedih hanya karena seorang cewek menolaknya. Itu tak bisa diterima. Aku sendiri yang akan menancapkan belati ke jantung cewek itu. Karena aku tak bisa menerima.

Dan ternyata, membayangkan kesedihannya jauh lebih parah daripada membayangkan amarahnya. Aku bisa merasakan tengkukku bergidik, badanku bergetar, dan sedetik setelahnya aku menangis meraung-raung. Karena aku tak bisa menerima kesakitannya.

Dia tak bisa bernafas; kepedihan yang menjalari tulang punggungnya; dan pikiran bahwa ia tak mau mendengar lagi... aku jauh lebih merana!!

Tapi dia hanya tokoh fiksi. Dan aku tau aku benar-benar sinting untuk menyukainya. Atau aku hanya menyukai Taylor Lautner? hingga apapun yang diperankannya selalu membuatku tersedot?

Aku benci mengakui ini: Bahwa entah di belahan dunia mana, ada banyak cewek memikirkan dia sama sintingnya seperti aku. Karena ini berarti dia bukan milikku, dan rasa sukaku benar-benar cuma kekaguman biasa dan sesaat. Padahal aku memimpikannya tiap waktu, berdoa suatu saat nanti ia pergi ke tempat terpencil ini. Atau jika tempat ini terlalu menjijikkan baginya, maka dengan melihatnya di layar kaca televisiku sudah cukup membuatku mendesah bahagia. Setidaknya jika dia mau tinggal di pusat kota walau tidak lama, aku masih bisa berbahagia bahwa setidaknya aku pernah berjarak beberapa ratus kilometer darinya. Aku akan melolong-lolong gembira, walau itu membuat tangisku juga meledak.

Aku membingungkan, dan aneh, dan idiot, dan itulah sebabnya mimpi-mimpiku sulit dikabulkan.

--oh.. aku minta maaf karena belum merampungkan ceritaku tentang "orangtua-yang-tak-mau-bertoleransi-pada-hobiku-membaca-fiksi", padahal aku kan sudah berjanji. Masalahnya, aku orang yang benar-benar menggantungkan segala sesuatu pada mood, walaupun aku tau batasan-batasannya sih. Tapi ceritaku mengenai "orangtua-yang-tak-mau-bertoleransi-pada-hobiku-membaca-fiksi" sangat panjang. Aku bahkan menghabiskan sekitar 5 lembar bolak-balik kertas Sidu ketika menulisnya. Dan membayangkan aku duduk seharian di depan komputer sambil mengetik saja sudah hampir membuatku muntah, jadi sebaiknya ku tunda dulu perampungannya. Lagipula, waktunya tak mau bekerja sama denganku, waktunya tak tepat.

Cee ya..

0 komentar:

Posting Komentar

monggo di komen :) terima kasih sudah berkunjung :)

 

Latiffatul Wolfe Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez