Selasa, 12 Mei 2009

apa salahnya dengan membaca komik mom?

Diposting oleh Latifatul Khairiyah di 14.30
Well, jadi ini bukan tulisan yang kubuat hari ini. Ini tulisan yang kubuat pada Minggu, 12 April 2009, tepatnya pukul 07:05 p.m . Tidak, kau tak boleh menganggap tulisan ini sudah lama atau bagaimana. Karena aku menilai baru atau tidaknya tulisan melalui bagaimana perasaanku pada tulisan ini,, apakah masih sesuai dengan suasana hatiku atau tidak. Dan kau harus tau bahwa aku telah bersumpah pada diriku sendiri untuk tidak pernah bosan apada tulisanku yang satu ini (haha, konyol memang). Aku tau mungkin ini akan menjadi bacaan yang membosankan bagi kalian yang tak pernah mengalami hal yang sama seperti aku. Tapi harusnya kau tahu bawa tulisan ini sungguh-sungguh kubuat dengan semua kemampuanku,, karena saat menulis tulisan dibawah ini aku benar-benar sedang marah.

Ok, kau boleh mulai membacanya.

"Nah!! Aku benar-benar tak mengerti bagaimana cara berpikir orang tua!! Mereka protes, katanya aku terlalu banyak membaca komik atau sesuatu seperti itu, dan menanyakan mengapa aku tidak belajar. Mereka bilang, membaca komik bukanlah sesuatu yang menguntungkan.
Hah! Kayak bergosip dengan tetangga menguntungkan saja! Dan mereka bilang padaku bahwa membaca komik membuatku ketinggalan pelajaran. Dan kali ini aku benar-benar marah.
Hey mom, memangnya apa saja yang kulakukan di dalam kelas? tidur? merencanakan aksi demo dan sejenisnya? Berikan applaus panjang buat mereka! Aku benar2 tak mengerti. Memangnya mereka pikir apa saja kegiatan di kelas hingga membuatku ketinggalan pelajaran? Memangnya aku tukang bolos?
Pemfitnahan mengenai ketinggalan pelajaran bagi siswa seperti aku benar2 tak bisa ditoleransi.

Hah! Harusnya mereka ingat bahwa aku kecanduan novel sejak kelas 7 dan sejak saat itu pula mereka memperingatkanku. Saat itu aku masuk dalam jajaran anak2 cerdas di kelas, dan perlu diketahui kelasku bukan kelas sembarangan. Dan saat kenaikan kelas, aku kembali lagi ke kelas A! Dan aku yakin ini bukan keberuntungan, karena aku benar2 berusaha untuk itu. Aku tau kecanduanku pada karya-karya fiksi semakin menjadi-jadi, tapi toh hasil ujian semester satuku lebih baik daripada anak-anak lain di keluarga ini! Nilai 7,5 hanya terdapat pada pelajaran Jasmani. Dan siapa sih yang mau mempedulikan pelajaran jasmani kalau anakmu berhasil mendapatkan nilai di atas 8 hampir di semua mata pelajaran?

TIDAK!! Tidak!! Aku tidak berpikir atau bersikap sombong tentang itu!! Karena secerdas-cerdasnya aku, aku toh tetap merasa kalah dengan orang lain, -maksudku, semua orang punya kelebihan masing2 kan?

Dan sekarang, masalahnya adalah, kalau aku bisa mendapatkan prestasi seperti itu, memangnya ku tak boleh mendapat imbalan? Aku bekerja keras selama seminggu terakhir sebelum ujian untuk menyiapkan bahan materi dan mereka menolak memberi imbalan TIGA hari untuk bersenang-senang? itu sih penghinaan!! Hanya 3 hari dan itu hanya untuk membaca 3 novel yang tebalnya cuma 150 halaman serta satu buah film yang katanya keren! Bandingkan dengan materi ujianku yang kalau dijumlah mampu mencapai 1000 halaman!! TIGA hari untuk bersenang-senang, please! Aku bekerja keras 2 mingu ini! Dan aku berjanji akan mempertahankan bahkan meningkatkannya hingga kelulusan! Memangnya apa lagi sih yang perlu mereka takutkan kalau punya anak seperti aku?

Maksudku, aku kan tidak punya perilaku menyimpang. Aku bakan sudah bisa hidup mandiri: mencuci baju, mencuci peralatan makanku sendiri, dan mengerjakan semua tugas-tugasku tanpa pernah meminta bantuan dari mereka. Apa itu sama sekali tidak membanggakan? Hhh...kalau saja aku ini hidup di Amerika, aku bahkan hampir yakin orang tuaku akan menangis-nangis saking bangganya dan berkata pada seluruh sekolah bahwa anaknya aalah anak baik dan tidak pernah berniat atau melakukan perbuatan mesum sekalipun.-tapi ini di Indonesia, negaranya Agama Islam (sekaligus sarang kemaksiatan), jadi inilah kenyataannya. Sebenarnya, kalau boleh jujur, aku benar-benar muak pada negara ini. Kalau saja aku adalah pewaris tunggal kekayaan orang paling sukses di negara ini, tentunya aku sudah mengepak barang-barangku dan mengurus surat perpindahan kewarganegaraan di Eropa atau di Amerika.

Oke, kembali ke pokok masalah.

Jadi apa sih yang mereka takutkan kalau aku membaca komik atau segala sesuatu seperti itu? Mereka sama sekali tidak tahu kalau itu semua membuat otak kananku menjadi lebi efektif. Aku belajar banyak kata dari itu, aku belajar luar biasa banyak mengenai kalimat-kalimat rumit membosankan dari novel, aku belajar sesuatu yang tak pernah kualami sebelumnya: bermimpi ke Eropa atau ke Amerika. DAN, bukankah semua orang tua menginginkan anaknya punya cita-cita setinggi mungkin? jadi seharusnya mereka tidak protes atau marah atau apalah namanya itu.

Nah, jadi apalagi sih yang mereka harapkan dari seorang aku? bertindak heroik dengan menyelamatkan korban kasus pembunuhan berantai? menjadi pahlawan nasionalis termuda dengan mengungkap siapa dalang pelaku korupsi terbesar di Indonesia? menjadi seorang ilmuwan ahli genetika dengan berbagai macam gelar di nama belakangku? Hey mom, itu jelas tidak masuk akal buatku! Maaf saja.

Aku JELAS lebih tertarik bekerja untuk sosial. Aku lebih suka jadi relawan bencana Tsunami tentu saja, karena di sana aku merasa lebih bermanfaat. Maksudku, apa sih untungnya menjadi ilmuwan genetika?? memangnya aku mau menciptakan manusia seperti Spiderman atau Batman apa?
Yeah, sebenarnya jadi ilmuwan genetika cool juga sih. Tapi tentu saja itu tak sekeren menjadi sutradara film Hollywood.

Oh! Jadi mungkin mereka menginginkan aku melakukan hal-hal seperti yang dilakukan kakakku: membawa piala pidato Bahasa Inggris dan Telling Story sebanyak mungkin, ergaul dengan anak-anak cerdas, menjadi pengurus ekstrakurikuler, mengikuti semua tes masuk perguruan tinggi dan lain sebagainya. Astaga, please!! Bahkan menurutku itu membosankan dalam arti yang sebenar-benarnya!!

Aku selalu menantikan hal-hal yang ajaib di kehidupanku, setiap malam di tempat tidurku: mungkin berharap keesokan harinya akan ada salju turun di halaman belakang rumahku dan suhu udara turun drastis hingga mencapai 4 derajat Celcius. Aku selalu mengharap bahwa keesokan paginya aku bangun dan menemukan diriku terbaring di atas dipan kayu karena aku diculik oleh kurcaci-kurcaci imut kecil dan akan menjadikanku tumbal bagi seorang penyihir. Aku selalu berharap bahwa hari itu akan terjadi insiden besar di sekolahku: seperti pendopo terbelah menjadi dua, atau Taylor Lautner secara ajaib muncul di depan gerbang sekolah sehabis bel pulang dan menungguku untuk menaiki delman dan mengajakku makan siang.
Aku akan menyembah-nyembah agar permohonan terakhirku itu terkabul. Aku jatuh cinta pada Taylor."





(taylor sooo cute)















Wow. jadi itulah sebagian tulisanku pada 12 April 2009. Kau harus tau, aku bahkan menghabiskan 5 lembar bolak-balik kertas Sidu untuk mencurahkan semua yang aku simpan hingga akhirnya marahku habis. Well, aku memang begitu kalau sudah menulis. Seolah-olah dunia ini hanya aku, dan objek yang kutulis.

Aku akan menuliskan lanjutannya nanti malam, atau besok pagi, pokoknya di saat rumahlu sepi. Aku tak bisa menulis di keramaian, tau.

See ya!!

0 komentar:

Posting Komentar

monggo di komen :) terima kasih sudah berkunjung :)

 

Latiffatul Wolfe Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez